Halaman

Sabtu, 27 Oktober 2012

pengertian dan bentuk mimpi

TJH 468*60
Language Line Services
LinkShare_125x125ButtonV2


Mimpi

Manusia terdari dari dari fisik, jiwa dan ruhani. Karenanya, mimpi juga ada tiga macam ; sebagian ada yang berkaitan dengan kondisi fisik, sebagian yang lain berkaitan dengan suasana jiwa, dan sebagian yang lain lagi berhubungan dengan ruhani. Inilah yang dimaksud oleh hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah, yang isinya sebagai berikut:
‘’mimpi itu ada tiga macam, sebagian adalah godaan syaitan, sebagian lain berupa cerminan dari sesuatu yang diinginkan oleh seseorang pada saat ia sadar, yang kemudian ia melihatnya pada saat tidur, dan sebagian yang lain merupakan bagian dari empat puluh enam bagian kenabian.’’
Adapaun sesuatu yang dilihat ketika tidur yang disebabkan oleh keadaan fisik yang sakit atau suhu badan yang meninggi, itu tidak perlu ditafsirkan. Karena tidak mengisyaratkan sesuatu makna. Inilah yang didalam istilah hadits dinamakan adhghatsuahlaam.
Adapun mimpi yang berkaitan dengan jiwa, inilah yang dapat kita rujuk dari pendapat Sigmund Freud dan orang-orang sepertinya, ia merupakan refleksi dari keinginan-keinginan dan tekanan-tekanan jiwa yang terpendam. Ia muncul dengan pristiwa nyata atau berwujud simbol-simbol. Dari logika inilah kita dapat memahami indahnya syair-syair cinta (terutama syair-syair Al-Bukhturi ) yang menggambarkan bentuk tubuh orang yang dicintai, yang dilihatnya dalam tidur atau yang terbayangkan, ketika ia dapat bertemu dengannya secara langsung disaat sadar (tidak tidur).
Mimpi yang berkaitan dengan ruhani adalah mimpi yang datang kepada manusia dari luar dirinya , yakni Allah swt. Allah menyebutnya didalam Al-Quran dengan kata hadits. Allah Swt berfirman tentang Nabi Yusuf as.
‘’... dan demikian pulalah Kami memeberikan kedudukan yang baik kepada Yusuf di muka bumi (Mesir), dan agar Kami ajarkan kepadanya ta’bir hadits (tafsir mimpi)........ (Yusuf 21).
Kata al-hadits menunjukkan adanya pembicaraan dari luar, karena manusia tidak akan berbicara dengan dirinya sendiri.
Mimpi-mimpi yang berkaitan dengan jasad atau yang diistilahkan dengan ahlaam atau adhgatsu ahlaam itu sedikit sekali, demikian halnya berkaitan dengan ruhani. Kebanyakan mimpi itu berkaitan dengan kondisi psikologis manusia, yang merefleksikan keinginan, kekhawatiran, atau harapan-harapannya.
Mimpi yang berkaitan dengan ruhani, itulah mmimpi yang benar, mimpi yang mungkin ditafsirkan berkaitan dengan kejadian dimasa yang akan datang, sebagaimana dijelaskan didalam surat Yusuf . adapun kaitannya dengan ‘satu bagian dari empat puluh enam bagian kenabian,adalah seperti Rasulullah saw. Mendapatkan wahyu terus menerus selama kurun waktu 23 tahun. Kurang lebih enam bulan diantaranya, wahyu turun melalui mimpi. Itu berarti seperempat puluh enam bagian (0,5/23=1/46).
Disebutkan bahwa orang mukmin itu dapat mengalami mimpi sekaligus mendapat tafsirnya sebagaimana melihat fajar di pagi hari, sangat jelas. Adapun mimpi para nabi adalah kebenaran adanya. Dalam Al-Quran, kita dapatkan ayat yang menceritakan bagaimana nabi Ibrahim as. Berkata kepada putranya,’’ saya melihat dalam mimpi bahwa saya menyembelihmu.’’ Mimpi dalam kisah ini berkedudukan sebagai suatu perintah yang tegas dan jelas. (fatwa-fatwa populer Ali Thanthawi).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar