Sehat merupakan wujud kebahagiaan yang termahal. Kebahagiaan
bukanlah harta, jabatan, ataupun kekuasaan. Sebelum semuanya itu,kondisi tubuh
yang sehat adalah hal yang sangat terpenting. Kapan saja seseorang itu sehat,
maka segala kesulitan itu akan terasa mudah.
Diceritakan
ada seorang petapa yang pergi untuk berhaji kebaitullah. Sepatunya lusuh dan
terik panas padang pasir membakar kedua kakinya. Ia terus melanjutkan
perjalannya dengan marah-marah akan nasibnya yang kurang baik karena ia tidak
bisa menggunakan uangnya untuk mengendarai unta yang bisa menjaganya dari
perjalanan yang menyengsarakan itu. Ketika telah sampai ke makkah,ia melihat
disalah satu pintunya ada seorang pengemis yang sakit pada dua betisnya yang
patah. Lalu ia pun menangis dan
beristigfar karena ia tahu dengan keduanya kakinya yang sehat,ia masih bernasib
baik di bandingkan dengan pengemis yang bernasib buruk tersebut.
Akan
tetapi,sebagian orang tetap saja marah-marah dan mengeluh meskipun telah
dikaruniai tubuh yang sehat. Orang yang seperti itulah yang dianehkan oleh
orang-orang yang sakit dan fakir. Keanehan mereka sama persis dengan dikatakan
Bernard Soe,’’Sesungguhnya orang yang terluka karena peperangan yang
dihadapinya,maka ia selalu menganggap lebih sempurna daripada orang-orang yang
tidak terluka karena peperangan yang mereka hadapi. Dan mereka ini lah
orang-orang yang bahagia.’’
Kesalahan
dari anggapan seperti ini adalah karena sesungguhnya,terpenuhinya kondisi tubuh
yang sehat dan melimpah ruahnya harta bukan merupakan pangkal
kebahagiaan,tetapi hanya merupakan syarat
kebahagiaan. Dalam arti lain,keduanya tidak bisa begitu saja
mendatangkan kebahagiaan meskipun kebahagiaan tidak akan bisa diraih tanpa
keduanya. Tidak diragukan lagi bahwa puncak tujuan seseorang mukmin adalah bisa
merasakan kesehatan di dunia dan meraih ampunan di akhirat.
Rasulullah
Saw bersabda,Hendaknya kamu mencapai tujuan akhirmu,wahai orang-orang yang di
karuniai kesehatan.
Dalam
hadits lain, beliau bersabda,Mintalah
kepada Allah ampunan dan kesehatan,karena seseorang tidak pernah diberikan hal
yang lebih baik setelah keyakinannya dari pada kesehatan.
Ali bin
Abi Thalib r.a berkata,’’Orang yang ditimpa musibah besar tidak
lebih membutuhkan do’a daripada orang yang sehat yang tidak pernah terjaga dari
musibah.’’
Ibnu
Rumi pernah mengatakan dalam sebuah syair,
‘’Jika waktu tidak bisa
menjagamu dengan jubah kesehatan
dan jika kamu tidak pernah bisa
lepas dari makanan
yang selalu menghamipiri dan
mendekatimu
maka jangan lah kamu merasa iri
kepada
orang-orang yang memiliki
kelebihan darimu
karena sesungguhnya mereka juga
terampas
setimpal dengan apa di berikan
oleh waktu kepada mereka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar