Kebahagiaan
itu muncul dari lubuk hati yang paling dalam. Kebahagiaan itu juga lahir dari
watak dan fikiran kita,dari cara pandang kita terhadap problematika
kehidupan,dari cara kita menghadapi berbagai pristiwa yang datang,dan dari
ukuran keridhaan kita terhadap nasib dalam kehidupan ini.
Diceritakan
bahwa ada dua orang laki-laki masuk kesuatu kebun. Keduanya melihat setangkai
bunga mawar yang indah menempel kedaunnya, salah seorang dari keduanya
bermaksud untuk memetiknya. Akhirnya,ia pun tertusuk duri bunga mawar tersebut.
Kemudia ia berkata kepada dirinya sendiri,’’betapa kerasnya kehidupan ini dan
alangkah sedihnya kita menjadi bagian darinya. Bahkan mawar berduri pun tak
bisa kita nikmati’’. Yang satunya lagi berkata ‘’Allah lah penguasa kehidupan
ini. Alangkah indah dan menawannya sehingga duri pun disimpan diantara bunga
mawar yang elok.
Orang
yang bahagia akan berkata,’’sesungguhnya gelasku berisi sampai setengahnya’’. Sementara
orang yang sengsara berkata’’ sesungguhnya gelasku kosong sampai setengahnya.’’
Begitulah
cara pandang manusia terhadap kehidupan ini. Segala sesuatu dalam kehidupan ini
memiliki sisi yang baik dan jeleknya. Karena itu, genggamlah dunia ini dari
sisi baiknya dan berusahalah untuk melupakan sisi jeleknya.
Kebahagiaan
itu adalah seni menikmati apa yang telah dimiliki,kemampuan untuk mendapatkan
kesan yang baik dan bukan yang jelek,serta kecakapan untuk menyibak tirai-tirai
keindahan.
Jika
kehidupan anda sepi dari kesengsaraan dan segala penyebabnya,jangan lah Anda
mengatakan,’’aku bikan orang yang sengsara,’’ tetapi katakanlah,’’sesungguhnya
aku adalah orang yang bahagia’’. Janganlah anda juga mengatakan,’’sesungguhnya
hidupku adalah setengah dari yang hilang,’’tetapi katakanlah,’’hidupku adalah
setengah dari yang terpenuhi.’’
Tidak ada komentar:
Posting Komentar