Data statistik terbaru di Amerika menunjukkan
bahwa 50% orang-orang Amerika tidak pernah memabaca satu bukupun setelah mereka
menyelesaikan studi mereka di bangku sekolah atau kuliah. Surat kabar
Washington Post pun menyebutkan bahwa jumlah perpustakaan di Amerika Serikat tahun 1996,tidak pernah
bertambah sampai akhir abad ke 20.
Jika kualitas pendidikan seperti ini
terjadi di negara maju,seperti Amerika,apa yang bisa kita katakan tentang
generasi muda negara-negara Arab yang tidak mau mebaca dan menigkatkan budaya
mengoleksi bacaan. Akibatnya jadilah umat iqra ini tidak pernah mau membaca
buku kesuali sedikit dan yang mudah saja. Seolah-olah mereka itu adalah manusia
kerdil seperti yang di gambarkan oleh seorang pujangga
‘’hidup ini terasa indah
Bagi orang-orang bodoh dan lupa
Atas semua yang terjadi pada mereka
Dan bagi orang-orang selalu
Menipu dan membebani diri
Dengan berbagai macam pristiwa yang terjadi
Maka mencari hal yang mustahil
telah menjadi kertamakan tersendiri
menurut Mutanabbi,kebodohan
adalah manisnya kehidupan. Atas dasar
ini,maka logikanya adalah bahwa ilmu pengetahuan dan pendidikan itu merupakan
penyebab pahitnya hidup.
Penyair lain mengatakan,
‘’Alangkah indahnya hidup ini
Jika seorang pemuda itu adalah batu
Maka kesulitan apapun tidak pernah bisa
menimpanya
Padahal ia sedang berada dalam kegiatan
Manurut penyair ini, keindahan hidup tidak
hanya cukup dengan kebodohan,tetapi juga harus didukung oleh hilangnya
kesadara,karena batu itu tidak memiliki perasaan sebagaimana ia juga tidak
memiliki kehidupan.
Dr. Ahmad Zaky mengatakan,’’Kalaulah
kita menggunakan cara pandang seperti diatas dalam masalah kebahagiaan,maka
tentu binatang-binatang itu akan lebih bahagia daripada manusia’’.
Orang bodoh itu memilik akal,sedikit
bekerja,dan senang melakukan hal-hal yang sepele. Adapun orang pintar,ia
memiliki akal,banyak bekerja,dan senang melakukan hal-hal yang bersifat kompleks. Tubuh itu merasakan
kenikmatan hidup ketika ia gerakkan dan bukan didiamkan. Demikian juga dengan
akal, ia akan berkembang ketika ia digunakan untuk berfikir.
Jika orang bodoh membaca,ia cukup
membaca koran saja. Ia membacanya dengan cepat tanpa melakukan penggalan dan
perenungan. Ia juga suka memilih rubik yang mudah,gampang,dan tidak akan
menganggu pencernaanya setelah ia selesai makan. Sedangkan orang yang pintar,ia
lebih suka membaca buku-buku,menelusuri warisan generasi terdahulu,menyimpan
semua dalam akalnya,dan menyemayamkannya dalam kecerdasan akalnya. Apabila ia
melihat atau meneliti suatu persoalan,ia akan menggunakan kaca matanya sendiri
dan seribu cara pandang yang lain sebagai hasil dari apa yang ia baca.
Sesungguhnya orang yang benar-benar
pintar-eka perasaannya,cerdas akalnya,tertata hatiny,dan selalu menggabungkan
antara pengetahuan dan hikmah-adalah orang yang paling bahagia didunia. Ia adalah
orang yang selalu bahagia,baik ketika ia kenyang maupun ketika ia lapar,saat ia
tidak berpakaian ataupun ketika ia memakainya. Ia bahagia karena cahaya
akalnya,terang hatinya,dan kecerdasannya.
Sebagian orang yang ditakdirkan untuk
meraih kebahagiaan dari buku-buku,lembaran-lembaran,tulisan-tulisan,dan
pengalam-pengalamannya. Lihatlah para ulama dan cendikiawan yang tidak pernah
mendapatkan hiburan dalam kehidupannya kecuali dengan mengkaji
lembaran-lembaran buku dan mengeluarkan kandungan serta merenungi berbagai
rahasia alam dan peristiwa yang senantiaa akan menuntunnya kejalan yang lurus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar