Tiang utama
dari teori moneter klasik adalah J.B. say, Irving Fisher dan A. Marshall. J.B
say terkenal karena hukum yang dikemukakannya, bahwa penawaran akan selalu
menciptakan permintaan (supply creates its own demand). Artinya, bahwa suatu
perekonomian tidak akan mengalami underemployment atau apa yang oleh Malthus
dinamakan underconsumption. Pengeluaran total masyarakat akan selalu dapat
mencukupi untuk menunjang produksi pada keadaan kesempatan kerja penuh (full
employment).
Namun
demikian,output yang dapat dihasilkan tergentung daripada tingkat teknologi dan
makin tinggi jumlah dan kualitas tenaga kerja tingkat output potensial yang
dapat dihasilkan juga makin besar. Artinya, tingkat full employment ouput dapat
menjadi lebih besar. Keadaan yang selalu full pada employment ini dapat tercapai
melalui bekerjanya mekanisme pasar, yang oleh Adam Smith disebut “invisible
hand’’.
Apabila
seseorang yang ingin bekerja tetapi tidak memperoleh pekerjaan, dia tentu akan
menurunkan upah yang dikehendakinya sampai ada pengusaha yang mau
mempekerjakan. Demikian juga apabila ada pengusaha yang tidak dapat menjual
semua hasil produksinya. Maka dia akan menurunkan harganya sampai terjual
habis. Upah dan harga yang bebas berubah akan menjamin selalu terdapatnya keseimbangan
dalam pasar tenaga kerja dan pasar barang sebagai hasil saling mempengaruhinya
antara permintaan dan penawarann melalui orinsip Laissez Faire (bebas, tanpa
adanya campur tangan).
Malthus
menyanggah argumentasi diatas dengan mengatakan bahwa meskipun produksi barang
dan jasa itu menimbulkan pendapatan dalam jumlah yang sama dengan nilai total
barang dan jasa, namu tidak dapat dipastikan bahwa pengeluaran untuk pembelian
mesti sama dengan nilai barang dan jasa tersebut. Penawaran akan menciptakan
tenaga beli (pendapatan) namun belum mencpitakan pengeluaran dengan jumlah yang
sama. Misalnya, jika masyarakat menabung terlalu banyak dari pendapatannya
(lebih banyak dari keinginan perusahaan untuk melakukan investasi), maka ada
sebagian produksi yang tidak terjual. Akibatnya pengusaha akan memperkesil
volume produksi., sehingga akan terjadi pengangguran. Pengusaha akan terus
mengurangi produksinya sampai sisa yang tak terjual itu habis semua, sehingga
pendapatan akan menjadi lebih rendah dari pada semula.
Menurut
ekonomi klasik, adanya tabungan masyarakat tersebut tidaklah berarti dana
hilang dari peredaran, tetapi dipinjam/dipakai oleh pengusaha untuk membiayai
investasinya. Penabung mendapatkan bunga atas tabungannya, sedang pengusaha
bersedia membayar bunga tersebut selama harapan keuntungan yang diperoleh dari
investasi lebih besar dari bunga tersebut. Adanya kesamaan antara tabungan
dengan investasi (misalnya apabila tabungan meningkat, pengeluaran investasi
juga meningkat) adalah sebagai akibat bekerjanya mekanisme tingkat bunga. Tingkat
bunga akan berfluktuasi sehingga keinginan (desired) mengadakan investasi oleh
perusahaan sama dengan keinginan (desired) menabung dari masyarakat.
Teori klasik tentang tingkat
bunga
Tabungan
menurut teori klasik adalah fungsi dari tingkat bunga. makin tinggi tingkat
bunga makin tinggi pula keinginan masyarakat untuk menabung. Artinya, pada
tingkat bunga yang lebih tinggi masyarakat akan lebih terdorong untuk
mengorbankan/mengurangi pengeluaran untuk konsumsi guna menambah keuntungan.
Investasi
juga tergantung/merupakan fungsi dari tingkat bunga. Makin tinggi tingkat
bunga, keinginan untuk melakukan ivestasi juga makin kecil. Alasannya, soeorang
pengusaha akan menambah pengeluaran investasinya apabila keuntungan yang
diharapkan dari investasi lebih besar dari tingkat bunga yang harus ia bayar
untuk dana ivestasi tersebut yang merupakan ongkos untuk penggunaan dana (cost
of capital). Makin rendah tingkat bunga, maka pengusaha akan lebih terdorong
untuk melakukan investasi sebab biata oengguanaan dana juga makin kecil.
Tingkat
bunga dalam keadaan keseimbangan (artinya tidak ada dorongan untuk naik atau
turun) akan tercapai apabila keinginan menabung masyarakat sama dengan
keinginan pengusaha untuk melakukan investasi. Secara grafik keseimbangan
tingkat bunga dapat digambar seperti gambar berikut.
Keseimbangan tingkat bunga ada
pada titik io, dimana jumlah tabungan sama dengan investasi. Apabila
tingkat bunga di atas io, jumlah tabungan melebihi keinginan
pengusaha untuk melakukan investasi. Para penabung akan saling bersaing untuk
meminjamkan dananya dan persaingan ini akan menekan tingkat bunga turun balik
ke posisi io. Sebaliknya, apabila tingkat bunga dibaah ini, para
pengusaha akan saling bersaing untuk memperoleh dana yang relatif jumlahnya
lebih kecil. Persaingan in akan mendorong tingkat bunga naik lagi ke io.
Keingingan efesiensi produksi misalnya,
akan mengaibatkan keuntungan yang diharapkan naik. Sehingga pada tingkat bunga
yang sama pengusaha bersedia meminjam dana lebih besar untuk membiayai
investasinya, atau untuk dana investasi yang sama jumlahnya, pengusaha bersedia
membayar tingkat bunga yang lebih tinggi. Keadaan ini dalam gambar tersebut
ditunjukkan dengan bergesernya kurva permintaan investasi ke kanan atas, dan
keseimbangan tingkat bunga yang baru pada i1.
Makasih penjelasan teori moneter klasiknya.
BalasHapusMakasih penjelasan teori moneter klasiknya.
BalasHapus