Fungsi produksi jangka pendek
fungsi
produksi dikatakan jangka pendek apabila tidak salah satu inputnya adalah input
tetap. Oleh karena itu untuk menggambarkan hubungan input dan outputnya dapat digunakan suatu
kurva 2 dimensi yang menunjukkan hubungan tingakt output pada sumbu vertikalnya
dan input pada sumbu horizontalnya. Penggunaan gambar dua dimensi ini tidak
berarti hanya satu input yang dipakai
pada proses produksi. Akan tetapi satu input disini menunjukkan bahwa fungsi produksi ini satu input yang digambarkan dalam sumu horizontal ini adalah input variabel sedangkan input lainnya dianggap tetap jumlahnya. Oleh karena itu hubungan antara input variabel dan output dapat digambarkan dengan grafik 2 dimensi.
pada proses produksi. Akan tetapi satu input disini menunjukkan bahwa fungsi produksi ini satu input yang digambarkan dalam sumu horizontal ini adalah input variabel sedangkan input lainnya dianggap tetap jumlahnya. Oleh karena itu hubungan antara input variabel dan output dapat digambarkan dengan grafik 2 dimensi.
Kurva
produksi atau Total Physical Productio Function (TPP) adalah kurva yang
menunjukkan hubungan produksi total dengan satu input variabel sedangkan
input-input lainnya dianggap tetap. Notasi penulisan kurva produksi adalah
sebagai berikut :
Tpp = f(x)
Dimana :
X = adalah jumlah input variabel
yang digunakan pad proses produksi ini yaitu tenaga kerja (I), maka dapat
dituliskan sebagai berikut :
Y= f(I)
Dimana =
Y = Tingkat output
I = jumlah tenaga kerja yang
digunakan .
Penggambaran kurva produksi daari
fungsi produksi di atas adalah sebagai
berikut :
Produksi rata-rata atau
Average Physical Productivity adalah output rata-rata per unit input yang
digunakan
|
1. produksi Rata-Rata
Produksi
atau Average Physical Pruductivity(APP) dari sesuatu input adalah output
rata-rata perunit input yang digunakan pada suatu proses produksi. Jadi kurva
produksi Rata-rata per unit input pada berbagai tingkat penggunaan input
tersebut. Cara mencari produksi rata-rata (tenaga kerja) adalah sebagai berikut
:
APPL = OUTPUT/TENAGA KERJA = Q/L
Dimana APPL adalah
produksi rata-rata tenaga kerja atau Average Physical Product for labour.
Istilah
seperti produkticitas suatu input pada umumnya berarti produksi rata-rata. Jadi
produktivitas tenaga kerja dapat diartikan sebagai produksi rata-rata tenaga
kerja. Istilah ini sering digunakan untuk mengukur effesiensi sesuatu input.
2. Produksi Marginal
Sesuatu
hal yang menarik untuk kita ketahui kalau kita menambah satu unit input
variabel pada suatu proses produksi adalah berapa tambahan output yang
dihasilkan. Untuk mengetahui itu ada suatu cara perhitungan yang disebut dengan
Produktivitas Marginal atau Marginal Physical Productivity (MPP). Productivitas
Marginal dari suatu input adalah mengukur seberapa besar tambahan output yang
dihasilkan apabila suatu input variabel bertambaj dengan satu unit sedangkan
input lainnnya tetap. Adapun rumus yang dapat digunakan apabila hanya tenaga
kerja yang ditambah sedangkan input yang lainnya tetap adalah :
MPPL =(Perubahan
output)/(perubahan input) = (∆f(I))/ ∆x=∆Q/∆L
Kalau kita tahu fungsi
produksinya maka besarnya MPPL dapat dicari dengan mencari turunan
pertama fungsi produksi tersebut terhadap input yang bersangkutan.
Produktivitas Marginal atau Marginal Physical
productivity adalah mengukur berapa perubahan output apabila input variabel
berubah dengan 1 unit.
|
Diminshing Marginal
Physical Productivity
Apabila
seorang petani yang memiliki 1 ha sawah mempekerjakan tambahan pekerja tentunya
dengan harapan agar hasil yang akan didapatkan dari sawahnya akan meningkat. Namun
apa yang terjadi apabila petani tersebut menambah pekerja terus menerus hingga
suatu ketika sampai berjumlah 100 orang untuk bekerja disawahnya. Kita tentunya
dapat membayangkan apa yang terjadi. Akan terlalu banyak pekerja disawahnya dan
akibatnya justru pekerja tersebut tidak dapat melakukan tugasnya dengan bail,
hingga akibatnya output yang didapatkan justru akan turun. Gambaran di atas
menunjukkan berlakunya Law Of Diminshing Marginal Productivity .
Law of Diminshing Marginal Productivity yaitu :
apabila salah satu input ditambah penggunaannya sedang input-input lainnya
tetap maka tambahan output yang dihasilakan dari setiap tambahan satu unit
input yang ditambahan tadi mula-mula meningkat, tetapi kemudian akan menurun
apabila input tersebut terus ditambah.
|
Hukum
ini berlaku pada fungsi produksi jangka pendek, karena pada tahap fungsi
produksi yang berjangka pendek paling tidak salah satu input nya adalah tetap. Adanya
input yang tetap jumlahnya ini akan membatasi kemampuan tambahan output bila
ada tambahan input variabel. Oleh karena itu kemampuan tambahan input variabel
untuk menambah output adalah terbatas.
Untuk
memperjelas penerapan konsep-konsep yang telah dibahas diatas suatu contoh yang
sederhana akan diberikan. Misalkan untuk memproduksi sesuatu barang diperlukan
2 macam input yaitu tenaga kerja (L) sebagai input variabel dan tanah (K)
sebagai input tetap. Luas tanah yang dapat dipakai pada proses produksi
tersebut misalkan 1 ha. Maka disini yang dapar berubah-ubah jumlah nya adalah
input tenaga kerja. Kalau tenaga kerja ditambahkan satu demi satu pada tanah
yang dikerjakan tersebut dan jumlah output menghitung produksi rata-rata dan
produktivitas marginal. Misalkan hasil yang didapat sebagai berikut :
Tabel l.1
tanah (k)
|
Tenaga(l)
|
Total prod.
(Q)
|
prod
rata-rata(APPl)
|
Prod
Marginal(MPPl)
|
1
|
0
|
0
|
0
|
|
1
|
1
|
10
|
10
|
10
|
1
|
2
|
30
|
15
|
20
|
1
|
3
|
60
|
20
|
30
|
1
|
4
|
80
|
20
|
20
|
1
|
5
|
90
|
18
|
10
|
1
|
6
|
96
|
16
|
6
|
1
|
7
|
98
|
14
|
2
|
1
|
8
|
98
|
12,3
|
0,7
|
1
|
9
|
99
|
11
|
0,3
|
1
|
10
|
99
|
9,9
|
0
|
1
|
11
|
97
|
8,8
|
-2
|
1
|
12
|
92
|
7,7
|
-5
|
Dari data-data yang terdapat
ditabel tersebut dapat dibuat grafiknya seperti dibawah ini.
Gambar ll.4
Dari grafik tersebut dapat
dilihat bahwa ketiga fungsi tersebut memiliki bentuk yang khusus dan ketiganya
memiliki hubungan-hubungan yang sifatnya khusus.
*TPP: - di Antara O-A cembung
terhadap titik origin
- titik A ke kanan cekung terhadap
titik origin
*TPP: - di
kiri titik B meningkat
-
di titik B mencapai maksimum
- di kanan
titik B menurun namun tidak pernah berpotongan dengan sumbu horizontal (tidak pernah sama dengan 0)
*MPP: - di kiri titik A meningkat
-dititik
A mencapai maksimum
-di
kanan titik A menurunkan
-dititik
C sama dengan nol
-dikanan
titik C nilainya negatif
Dari gambar tersebut kalau kita
perhatikan dengan seksama akan nampak adanya 3 titik maksimum, yaitu MPP, APP,
dan TPP. Hal ini cukup menarik untuk disimak karena masing-masing titik
maksimum tadi memiliki arti yang tersendiri. Seperti disebutkan dibawah ini:
-
Titik A : di titik ini MPP mencapai angka
maksimum, ini menunjukkan bahwa di titik ini Law of Diminishing Marginal Rate
Return mulai berlaku
-
Titik B : di titik ini APP mencapai angka
maksimum menunjukkan bahwa di titik ini Law of Diminishing Average Rate Return
mulai berlaku
-
Titik C : di titik ini TPP mencapai angka
maksimum, ini menunjukkan bahwa di titik ini Law of Diminishing Total
Production Rate Return mulai berlaku
. Hubungan Antara TPP,MPP dan APP
Dari
gambar sebelumnya dapat dilihat adanya hubungan yang istimewa antara TP,MPP dan
APP. Di titik A di mana MPP mencapai nilai maksimum kurva TPP berubah bentuknya
dari cembung terhadap titik origin menjadi cekung terhadap titik origin. Oleh karena
itu titik A disebut sebagai titik INFLEKSI atau INFLECTION POINT. Sedangkan di
titik B dimana APP mencapai nilai maksimum kurva MPP memotong APP dari atas,
dan pada saat ini kurva TPP bersinggungan dengan garis lurus dari titik origin
dengan slope yang terbesar. Dan pada titik C dimana TPP mencapai angka maksimum
besarnya MPP adalah nol.
3. bukti MPP Memotong APP pada
Titik Maksimumnya
Misalkan
untuk memproduksi suatu output diperlukan satu macam input variabel dan input
yang lainnya tetap, hingga dapat dituliskan Q=f(L). Dimana Q menunjukkan
tingkat output dan L adalah input variabel. Maka dari fungsi tersebut dapat di
turunkan :
TPP = f(L)
APP = f(L)/L
MPP = f’(L) – df(L)/Dl
Kondisi yang harus dipenuhi agar
APP mencapai maksimum adalah :
(df(L)/L)/(d(L))= 0
(df(L)-f(L))/L2= 0
1/L2(f’(L)-f(L)/L)=0
ð => F’(L)=f(L)/L
Jadi MPP = APP
Seperti telah dijelaskan didepan bahwa hubungan
antara fungsi-fungsi total produksi, marginal produksi dan produksi rata-rata
memiliki sifat-sifat yang khusus. Hubungan yang khusus ini dapat digunakan
untuk merumuskan tahap-tahap fungsi produksi.
4. Tahap-tahap Produksi
Ada 3 tahap dalam fungsi produksi yang masing-masing
memiliki sifat-sifat yang khusus. Tahap-tahapannya adalah sebagi berikut :
·
TAHAP I
Pada
tahap ini : - APP input variabel meningkat
-MPP input variabel
meningkat
Ini
berarti input tetap digunakan relatif terlalu banyak dibandingkan dengan
penggunaan input tetap. Oleh karena itu tahap ini bukan merupakan tahap
produksi yang rasional bagi produsen, karena tiap tambajan satu unit input
variabel akan menambah tambahan output dengan jumlah yang lebih besar. Sehingga
produsen yang rasional tidak akan berproduksi di tahap ini.
·
TAHAP II
Pada
tahap ini : - APP input variabel menurun
-MPP input
variabel menurun
Ini berarti baik penggunaan
input tetapmaupun input variabel adalah sudah rasional, karena pada tahap ini
tambahan penggunaan input variabel sudah mulai menurunkan baik APP maupun MPP. Jadi
tahap ini adalah tahap yang rasional bagi produsen yang berproduksi.
Ini berarti input variabel
relatif terlalu banyak digunakan dibandingkan dengan penggunaan input tetap. Sehingga
adalah tidak rasional bagi produsen untuk berproduksi di daerah ini, karena
tambahan input variabel justru akan menurunkan tingkat total output.
Tahap produksi yang rasional
digunakan adalah tahap II, karena pada tahap ini penggunaan input tetap
mapupun variabel proporsional.
|
Dengan melihat gambar di atas nampaklah bahwa :
-
Tahap I produksi terletak di antara titik
O dan A
-
Tahap II produksi terletak di antara
titik A dan B
-
Tahap produksi terletak pada titik B
ke kanan.
Kalau
di perhatikan dengan seksama akan terlihat bahwa dititik B besarnya APP input
variabel adalah maksimum. Titik ini juga di namakan EXTENSIVE MARGIN, karena
merupakan batas penggunaan input tetap terlalu banyak. Dan titik C MPP input
variabel adalah nol. Titik ini dinamakan INTENSIVE MARGINE, karena merupakan
batas penggunaan input variabel terlalu banyak.
Seperti
sudah dijelaskan bahwa tahap produksi yang rasional adalah pada tahap II. Ini berarti
seorang produsen yang rasional akan berproduksi di daerah di antara extensive
margin dan intensive margin. Ini berarti input tetap mapun input variabel tidak
digunakan relatif terlalu banyak atau terlalu sedikit.
Thanks yo Inpone, lagi bingung ama fungsi produksi, butuh banyak referensi,
BalasHapuscipp..ciiipp
BalasHapusPengertian Produk Marginal
BalasHapusbisa ksih contoh ga ? cari TP sama AP nyaaa. soalnya lebih ngerti kalo pake contohv������
BalasHapusaku masih bingung, soal yang aku kerjain yang dapet dari guru aku tu kalo dibikin kurva susah soalnya MP nya semakin turun trs nentuin tahap-tahapnya juga bingung, bisa bantu gak yaa ?
BalasHapusMaaf sekedar menambahkan bukankah seharusnya tahap I produksi terletak pada daerah O-B (dari titik origin sampai AP max). Tahap II produksi terletak pada daerah B-C (dari AP max sampai MP=0).dan Tahap III produksi terletak pada daerah C- (sepanjang MP bernilai negatif)
BalasHapusMakasih bun, PEP ku yang TPP nyambung mksdnya kek apa
BalasHapus2021 ;)
BalasHapus